PRODUSEN ALUMINIUM UE DORONG PUNGUTAN EKSPOR SKRAP
Share via
Terbit Pada
12 September 2025
1757669164903347
IQPlus, (12/9) - Sektor aluminium Uni Eropa mendesak Komisi Eropa untuk mengenakan bea masuk sekitar 30% terhadap ekspor besi tua agar tidak membanjiri blok tersebut dan menyebabkan kekurangan pasokan bagi produsen dalam negeri.
Ekspor besi tua aluminium Uni Eropa mencapai rekor 1,26 juta metrik ton pada tahun 2024, menurut kelompok industri European Aluminium, sekitar 50% lebih tinggi dibandingkan lima tahun lalu, dengan sebagian besar ditujukan ke Asia.
Industri Uni Eropa menyatakan bahwa situasi semakin memburuk akibat tarif impor Presiden AS Donald Trump, yang ditetapkan sebesar 50% untuk aluminium dan hanya 15% untuk skrap. Hal ini meningkatkan impor skrap ke Amerika Serikat dan mengurangi ekspor, sehingga mendorong pembeli Asia untuk lebih berfokus pada pasokan Uni Eropa.
Direktur Jenderal European Aluminium, Paul Voss, mengatakan perusahaan-perusahaan Eropa kesulitan bersaing dengan pembeli di Asia yang mampu membayar harga lebih tinggi karena subsidi dan standar ketenagakerjaan serta lingkungan yang lebih rendah.
"Sangat wajar jika pedagang skrap lebih suka menjual kepada penawar tertinggi, tetapi kebijakan publiklah yang berperan untuk memperbaiki kegagalan pasar semacam ini demi melindungi kepentingan strategis Eropa," ujarnya.
European Aluminium dan Eurofer, yang mewakili sektor baja, telah bertemu dengan Komisi untuk mendorong penerapan pungutan ekspor.
Eksekutif Uni Eropa mulai memantau ekspor pada bulan Juli dan mengatakan akan menilai apakah tindakan diperlukan pada akhir kuartal ketiga.
Skrap bukan hanya sumber daya bagi produsen dalam negeri, tetapi juga merupakan bagian penting dari upaya dekarbonisasi sektor ini karena daur ulang aluminium menggunakan energi 95% lebih sedikit daripada memproduksi logam dari bauksit yang ditambang.
Perusahaan-perusahaan Eropa telah menginvestasikan 700 juta euro ($821 juta) untuk meningkatkan kapasitas tungku daur ulang menjadi 12 juta ton, ungkap European Aluminium.
Sejumlah negara non-Uni Eropa telah membatasi ekspor skrap logam. Konsultan GMK Center menyatakan 48 negara, termasuk India dan Tiongkok, memberlakukan pembatasan pada skrap besi.
Sektor baja juga menyatakan pentingnya mempertahankan skrap di Eropa meskipun ada kekhawatiran yang lebih mendesak, terutama sistem baru untuk membatasi impor baja jadi yang akan diumumkan oleh Komisi. (end/Reuters)
Riset Terkait
Berita Terkait