BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    THAI AIRWAYS TUNDA PERLUASAN PENERBANGAN KARENA KURANG PESAWAT

    Terbit Pada

    28 August 2025

    23936756

    IQPlus, (28/8) - Thai Airways International kemungkinan akan menunda rencana perluasan penerbangan dan rutenya karena maskapai nasional tersebut belum mampu memperoleh cukup banyak pesawat penumpang tambahan.

    Maskapai ini sedang berupaya keras untuk menyewa pesawat berbadan lebar guna memperluas layanannya di Eropa, ujar CEO Chai Eamsiri. Maskapai ini mengandalkan pesawat sewaan sebagai jembatan sebelum pengiriman pesawat yang dibeli dimulai pada tahun 2027, ujarnya.

    Maskapai penerbangan di seluruh dunia, yang bergulat dengan kekurangan pesawat baru karena Boeing dan Airbus kesulitan memenuhi permintaan, terpaksa mempertahankan pesawat yang lebih tua dalam armada mereka dan membayar biaya sewa yang mahal. Keterbatasan pesawat menjadi kendala bagi pertumbuhan industri ini.

    Selama dua tahun ke depan, Thai Airways memperkirakan akan mengalami "kekurangan kapasitas kursi yang signifikan" yang dibutuhkan untuk memenuhi rencana pertumbuhannya, ujar Chai pada Rabu (27 Agustus). "Kami harus menghentikan pembukaan rute dan penerbangan baru jika kami gagal menyewa pesawat berbadan lebar baru pada paruh pertama tahun 2026."

    Thai Airways akan menambah sekitar 17 pesawat penumpang berbadan sempit baru pada akhir tahun 2026, ujar Chai. Pesawat-pesawat baru tersebut sebagian besar akan digunakan untuk layanan di Asia seiring maskapai ini mempercepat upayanya untuk menjadikan Bangkok sebagai hub regional bagi penerbangan lanjutan ke kota-kota Eropa, ujarnya.

    Maskapai ini memperoleh sekitar setengah dari pendapatannya dari rute-rute Asia, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Penerbangan Eropa menyumbang sepertiga dari pendapatannya.

    Pendapatan dari operasi inti pada paruh kedua tahun ini diperkirakan akan tetap "kuat" karena tingginya permintaan penumpang untuk penerbangan Eropa, India, dan Australia, menurut Chai.

    Laba bersih maskapai nasional ini pada kuartal kedua melonjak menjadi 12,1 miliar baht (S$480 juta) dari 306 juta baht pada tahun sebelumnya berkat biaya keuangan yang lebih rendah dan beberapa pos pengeluaran sekali pakai, termasuk keuntungan dari pemutusan perjanjian sewa pesawat. Pendapatan naik menjadi 51 miliar baht, melonjak 14 persen dari tahun sebelumnya. (end/Bloomberg)