BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    COINFEST ASIA 2025: MENDORONG ADOPSI KRIPTO DAN WEB3 DI ASIA

    Terbit Pada

    25 August 2025

    23628999

    IQPlus, (25/8) - Kripto terus berkembang. Jumlahnya terus bertambah setiap hari. Data dari Tangem, perusahaan teknologi yang bergerak dalam sektor blockchain, menunjukkan bahwa hingga Juli 2025 lalu, terdapat lebih dari 37 juta aset kripto di dunia. Diperkirakan jumlah ini terus bertambah menjadi lebih dari 100 juta aset kripto pada akhir tahun ini seiring dengan makin berkembangnya teknologi blockchain dan Web3.

    Survei dari Deloitte menunjukkan bahwa 85% merchant memandang kripto sebagai cara untuk menjangkau pelanggan baru dan 77% merchant memanfaatkannya untuk menekan biaya transaksi. Beberapa perusahaan besar, seperti Microsoft, Paypal, hingga Starbuck sudah mengintegrasikan pembayaran dengan kripto ke dalam layanannya.

    Lalu bagaimana dengan Indonesia? Jumlah investor kripto makin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan telah diakuinya kripto sebagai komoditas yang dapat diperdagangkan. Hingga Maret 2025 lalu, jumlah investor kripto naik mencapai 13,71 juta investor. Selama Mei tahun ini, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai transaksi aset kripto menembus Rp32,45 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa kripto telah diterima sebagai salah satu pendorong ekonomi digital di tanah air.

    Dalam usaha mengedukasi masyarakat tentang kripto dan Web3, salah satunya adalah Coinfest Asia 2025. Festival kripto dan Web3 terbesar di dunia ini disponsori oleh Coinvestasi di Nuanu Creative City, Bali, pada 21.22 Agustus 2025.

    Lebih dari 150 pembicara global dari berbagai sektor, antara lain, blockchain, keuangan, teknologi, dan digital, berbagi ide dan inovasi dalam dunia kripto dan Web3. Beberapa nama besar dalam industri kripto dan Web3 yang hadir, antara lain, Ben Zhou (CEO Bybit), Stephan Lutz (CEO BitMEX), Rachel Conlan (CMO Binance), dan Willian Sutanto (Co-Founder & CEO Indodax). Ini adalah wadah bagi para pemimpin industri kripto dan Web3 untuk mendorong adopsi serta pertumbuhan ekonomi digital di Asia.

    Memulai berinvestasi di kripto tanpa FOMO

    Ditemui dalam Coinfest 2025 Fandy Effendi CEO dari Aries Technologies salah satu platform investasi kripto menjelaskan bahwa memang Cryptocurrency salah satu instrument investasi yang dianggap sangat volatile dan highrisk, .Akan menjadi lebih menenangkan saat investor tak lagi menebak-nebak, melainkan punya rencana yang jelas. Pengalaman investasi yang baik tidak datang dari mengejar harga, tapi dari proses yang terarah, transparan, dan disiplin. ucap Fandy. Karena itu platform Aries Technologies menciptakan Kerangka 3S bagi investor kripto yaitu : Simple, Systematic, dan Safety-first.

    Simple (Mudah): Aries Technologies merancang pengalaman investasi yang praktis. cukup atur di awal, lalu pantau secara berkala (set-and-review). Dengan fitur investasi rutin (DCA) otomatis dan laporan portofolio yang mudah dimengerti, kami membantu membuat keputusan berdasarkan pemahaman, bukan karena takut ketinggalan (FOMO). Metode DCA sendiri terbukti efektif untuk mengurangi stres saat memilih waktu investasi di pasar yang sering naik-turun.

    Systematic (Terstruktur): Aries Technologies memasang .rambu-rambu. otomatis untuk menjaga investasi user. Fitur seperti alokasi dana sesuai risiko, penyesuaian porsi investasi berdasarkan tingkat gejolak aset, dan penyeimbangan portofolio otomatis, semuanya dirancang untuk menjaga investor tetap pada rencana awal. Di dalam aplikasi, kami juga akan memberikan tips-tips singkat yang relevan.

    Safety-first (Keamanan Terdepan): Kami menyediakan pilihan. Bagi investor yang lebih nyaman dengan produk yang diawasi pasar modal, kami menyediakan akses ke jalur yang lebih teregulasi (seperti produk berbasis ETF spot Bitcoin/Ethereum). Sementara bagi yang sudah ahli, tersedia opsi untuk memegang dan mengelola aset nya sendiri.

    Menurut Fandy .Platform nya tidak menjanjikan investasi .tanpa risiko.. Sebaliknya, kami membangun pagar pengaman agar perjalanan para investor terasa lebih tenang, jelas, dan konsisten..

    Keamanan Siber pada teknologi blockchain.

    Sementara itu bagaimana tantangan keamanan siber yang dihadapi pada teknologi blockchain saat ini ?

    Hendri Arifin, CEO Cybershield.ID yang hadir di Coinfest 2025 memberikan penjelasan, .Walaupun blockchain dikenal lebih aman karena sifatnya yang terdecentralisasi dan berbasis kriptograpi, tantangan keamanan tetap nyata, terutama dalam konteks implementasi dan interaksi antar sistem..

    Beberapa tantangan nyata dalam kasus terkini adalah Smart Contract Vulnerability, di protokol ResupplyFi di Juni 2025, yang menunjukan bagaimana bug dalam logika smart contract bisa dimanfaatkan untuk mencuri dana. Dalam kasus ini kesalahan perhitungan menyebabkan sistem gagal mengenali rasio jaminan (LTV), memungkinkan penyerang meminjam hampir tanpa collateral dan menyebabkan kerugian hampir $10 Juta.

    Salah satu titik rawan paling kritis di dunia blockhain saat ini Blockhain Bridges, sistem yang menghubungkan antar jaringan. Kasus terkenal adalah peretasan Ronin Bridge (Axie Infinity) pada 2022 dimana $625 Juta dicuri karena kompromi pada validator node.

    Teknologi blockchain aman secara desain, tapi tetap sangat bergantung pada eksekusi teknis, keamanan kode, dan faktor manusia. Ancaman nyata datang dari bug di smart contract, kontrol akses yang lemah, phising, serta infrastruktur seperti bridge yang belum resilient.

    "Untuk proteksi asset kripto ini pendekatan kami di Cybershield.id sederhana dan tegas: bangun benteng pertahanan di setiap titik rawan. Ini termasuk audit keamanan ganda dan verifikasi formal untuk kode-kode krusial, penggunaan brankas digital (MPC/HSM) untuk kunci, penerapan batas waktu dan batas transfer dana pada bridge, pemantauan aktivitas real-time, simulasi respons insiden triwulanan, dan program bug bounty yang berkelanjutan

    Dengan kontrol berlapis ini, kami memastikan teknologi blockchain yang terdesentralisasi bisa berfungsi maksimal dan aman di dunia nyata. ucap Hendri.

    Pembayaran Digital konvensional versus Crypto Currency

    Lalu bagaimana dengan pembayaran digital lainnya yang masih bernaung di bawah web 2.0 melihat crypto currency sebagai metode pembayaran yang terdecentralisasi dan bisa dibilang tanpa campur tangan regulator ?

    Ngo Agustino . CMO dari YUKK sebagai Payment Gateway ditemui dalam kesempatan ini menyatakan .Web3 bukan lagi sekadar tren, ini adalah evolusi internet selanjutnya.sebuah internet yang punya lapisan kepercayaan dan identitas bawaan..

    Bagi Yukk.co.id, kemajuan teknologi Blockchain dan Web3 adalah tentang fondasi bisnis: integritas data, identitas yang terverifikasi, privasi pengguna, dan kemampuan operasional dan marketing secara real-time. Momentum acara seperti Coinfest Asia 2025 memperjelas bahwa industri global kini bergerak ke arah solusi yang matang dan siap pakai untuk perusahaan.

    "Bagi kami ini bukan threat, malah justru menjadi oportunity ajakan untuk berkolaborasi dengan para pelaku industri web 3.0," ucap Agustino

    Mengatasi kesenjangan pasar investasi digital

    Dengan dukungan ekosistem disebutkan diatas, Web3 di Indonesia siap berkembang pesat, tapi ada tiga masalah besar: informasi yang simpang siur, kesenjangan antara talenta dan kebutuhan industri, serta klaim tanpa bukti.

    Menurut Ochi April, CEO dari media marketing Kolony.id .Maka dari itu peran media untuk mencerahkan, memberikan edukasi yang memberdayakan, memberikan pemasaran yang terukur dan terverifikasi diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan industry web3.0 ini.

    Alih-alih mengejar gosip atau ketidakjelasan di industi yang terhitung baru, Kolony.id akan fokus menyajikan .dagingnya.: riset mendalam, tren karier, standar teknis terbaru, dan strategi praktis yang bisa langsung diterapkan. Kami ingin audiens kami benar-benar belajar, bukan sekadar klik. Jelas Ochi

    Coinfest Asia 2025 tidak hanya menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan dan peluang kolaborasi, tetapi juga menjadi panggung penting untuk mendorong pertumbuhan ekosistem kripto dan Web3 secara nyata di Asia. Dengan kehadiran ribuan peserta dari berbagai negara, festival ini menegaskan peran Indonesia sebagai pusat inovasi digital dan ekonomi kripto di kawasan Asia. (end)